Minggu, 25 Desember 2011

Air Terjun Dwi Warna / Telaga Biru Sibolangit


CERITA DI BALIK AIR TERJUN DWI WARNA / TELAGA BIRU SIBOLANGIT


Hutan di depan mata. Mulai memasang persiapan pendakian. Memanjat, menelusuri, tiarap, curam, terjal, kembali pada tanah datar serta menyebrangi sungai, menanjak, hingga akhirnya berhenti pada satu tempat dengan udara yang sangat dingin.

Ritme kegiatan itu akan selalu terekam di benak kita ketika berhasil menginjakkan kaki pada sebuah tempat berlanskap air terjun di kawasan Taman Hutan Raya Bukit Barisan. Berjalan sekitar dua jam dari Bumi Perkemahan Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara kita akan berhenti menikmati indahnya air terjun dengan dua warna berbeda. Akrab disebut Air Terjun Dwiwarna.

Ini adalah sebuah air terjun yang terdiri dari dua warna yang berbeda. Ditemukan sepuluh tahun yang lalu oleh seorang petapa dari Tano Batak. Namun, beberapa tahun belakangan tempat ini baru bisa dijamah masyarakat. Tapi, tunggu dulu. Suhu air, kontur bebatuan, dan tampilan pemandangan pun berbeda. Dengan keunikan itu, tak salah jika tempat ini kita jadikan satu destinasi perjalanan berpetualang di Sumatera Utara.

Kita mulai perjalanan dengan mempersiapkan perlengkapan layaknya para pendaki gunung. Hanya saja, untuk petualangan kali ini ditambah dengan perlengkapan mandi bagi yang ingin menikmati kolam alam di tengah hutan. Jangan lupa bekal makanan dan minuman. Energi kita akan terkuras habis sampai akhir perjalanan.

Sebelum masuk ke dalam hutan, sekitar sepuluh menit berjalan dari bumi perkemahan, kita akan menemui sebuah rumah pada persimpangan  yang menjadi tempat registrasi bagi pendatang. Ada beberapa tawaran yang diberikan. Bagi para pemula yang belum pernah memasuki kawasan itu dianjurkan menggunakan ranger. Ranger adalah perjalanan sampai ke tujuan. Biaya ranger dan izin masuk bervariasi. Sebesar Rp 200 ribu harus keluar dari dompet jika berpergian di bawah sepuluh orang. Sedangkan perjalanan yang terdiri dari sepuluh orang atau lebih, maka akan dikenai biaya Rp 20 ribu per orang.

Biaya ini sudah termasuk pembayaran ranger, biaya kesehatan apabila terjadi kecelakan, uang izin dua desa, administratif, dan jaminan keselamatan. Namun, apabila kita tak ingin menggunakan ranger, maka cukup membayar sebesar Rp 50 ribu rupiah. Biaya ini hanya untuk pembayaran izin dua desa. Setelah kesepakatan terjadi, perjalanan pun dimulai.

Memasuki area hutan, kita tak perlu takut. Hanya melewati beberapa dam dan medan yang tak begitu menguras tenaga. Hanya saja, kita akan memulai pendakian yang sedikit landai setinggi sepuluh meter. Setelah pendakian pertama ini, ada sebuah tempat peristirahatan yang disediakan dengan beberapa kursi dari kayu. Cukuplah tempat ini menjadi pilihan kita apabila terlalu lelah pada pendakian pertama.
Selanjutnya kita akan melewati kawasan hutan yang sedikit gelap karena cahaya matahari ditutupi oleh pepohonan yang cukup besar. Hati-hati di kawasan ini. Kita akan keliru terhadap jalan yang harus dituju. Tak ada satu pun jalan yang menunjukkan ke arah mana kita harus pergi. Bagi kita yang tidak dipandu oleh ranger, pergunakanlah perasaan sebaik mungkin.

Di akhir perjalanan  adalah medan yang paling menantang. Kita akan melewati tanjakan dan turunan yang sangat curam. Dengan kemiringan 45 derajat, kita harus berhati-hati. Pergunakan tali jika kondisi sangat membahayakan. Bebatuan tajam dan terjal menemani akhir perjalanan ini. Pada turunan terakhir, permukaan tanah yang licin menjatuhkan siapa saja yang  tidak berhati-hati.
Kita akan melewati sungai dengan bebatuan besar, 20 menit sebelum pemberhentian terakhir. Kewaspadaan akan batu yang licin akan menyelamatkan kita pada setiap bahaya yang akan terjadi. Perjalanan pun diakhiri dengan medan yang datar. Dengan dipandu ranger, kurang lebih dua jam kita akan melihat pesona air terjun di dalam Bukit Barisan.

CERITA LAIN TENTANG PERJALANAN MELELAHKAN AKU DAN TEMAN - TEMANKU MENUJU LOKASI

Sekitar pukul 10.30 WIB aku , qiqi , helmi , coco , izal , dina dan pudtri sampai ke posko utama. Posko ini yang menyediakan ranger / pemandu perjalanan menuju air terjun. Kami semua turun dari mobil dan langsung di sapa oleh ranger disitu ( sepertinya ketua ranger ) untuk menawarkan jasa ranger ke kami. Berhubung perjalanan ini untuk pertama kali kami datangi dan kami gak tau rute perjalanannya , jadi kami terima tawarannya untuk memandu kami sampai tujuan. Dengan biaya 200.000 rupiah kami sudah bisa menggunakan jasanya pulang pergi. Karena jumlah kami kurang dari 10 orang , maka segitu biaya yang harus dibayarkan. ( selengkapnya liat penjelasan diatas )

Perjalananpun dimulai ( menjelajah dihutan tropis sibolangit ). Dengan dipandu oleh seorang ranger yang bernama Usof serta hati gembira , akhirnya niat kami untuk menjelajah ke lokasi air terjun tersebut tercapai. Walaupun masih awal perjalanan , tapi kami harus semangat.

Langkah pertama kami memasuki hutan begitu menyenangkan. Hutan tropis yang dilindungi ini sungguh menyegarkan mata serta menarik perhatian kami. Ditambah lagi dengan pohon - pohon besar yang rimbun melindungi kami dari pancaran sinar matahari langsung.

Tapi pada saat kami memasuki hutan , cuaca berubah mendung dan tak lama itu hujan pun turun. Air hujan menyelip dari daun - daun pohon dan sedikit membasahi kami semua. Oia , disaat itu banyak juga pelancong yang liburan ke tempat ini , rame banget dan seru. Ada yang menyuarakan yell - yell keanggotan mereka dan ada juga yang nyanyi - nyanyi. Manthap ... !!!

Dengan tanah yang becek serta lembab kami lintasi hutan. Naik turun - Naik lagi urun lagi kami lewati. Akar - akar pohon yang meyilang serta melintang tidak beraturan , kami lewati dengan semangat. Namun , di tengah perjalanan kami kekurangan tenaga , keringat bercucuran bagaikan air terjun dan akhirnya kami pun beristirahat sejenak untuk mengembalikan tenaga sekitar 5 menitan. Sampai lupa aku beritahukan , di dalam perjalanan ini ada om ewin ( supir ) kami yang juga ikutan dalam perjalanan melelahkan ini. Keringatnya meluluh lantakan pakaian yang dikenakannya.

Sof ... Sof ... Sof adalah panggilan ranger kami. Lama lagi kita nyampeknya ???
dan usof pun menjawab , lama lagi , belum pun setengahnya ( sontak kami terkejut , belum setengahnya tapi keringat kami gak berhenti - henti ). Tak sempat kami berfoto-foto di dalam hutan tuh. Capek karena gak sampek - sampek ke tujuan. Kami tetap berjalan menembus hutan belantara itu.

Tapi ada yang berubah , Si usof yang tadinya diam aja berubah menjadi yang pintar ngelawak. Jadi ketawa lepas kami dibuatnya. Di sepanjang perjalanan , aku juga sering ngelawani si usof. CI-LUK-BA , kalimat itu yang masih teringat dibenakku. Ketawa lagi ...!!!

Gak hanya itu kejadian lucu terjadi sama Helmi , dia berulang kali terpeleset , dengan porsi badan yang bongsor kebayangkan gimana kalau dia jatuh. Ha...Ha...Ha.. Ketawa lagi.
Tapi kami salut kali sama si usof , kuat kali badannya ngebawa semua perlengkapan kami. Berat lho...
Kanan kiri terisi dengan barang bawaan kami. Perjalanan lebih kurang 3 jam ke lokasi ngebuat kami angkat jempol buat usof.

Aku rasa lebih 3 jamlah , karena kami banyak istirahatnya ketimbang jalannya. Capek dikit istirahat. Kaki mulai pegal - pegal , keringat terus bercucuran tak mau berhenti. Geram kali gak nyampek - nyampek.

Singkat cerita , kami pun akhirnya sampai ke tujuan.
Wah ... Wah ... Wah , telaga biru itu benar - benar nyata dan ada di depan mata kami. Sungguh luar biasa ciptaan Allah SWT ini , cuaca dingin yang menusuk kulit sangat terasa di badan. Dan kami pun gak mau berlama - lama lagi , rasa capek terbalas dengan ciptaan tuhan ini. Siap untuk meluncur , masuk kedalam air. Mantap cuyyy !!!

Sebelumnya kami makan siang terlebih dahulu , dengan bekal makan siang yang telah disiapkan kami nikmati di tepian air terjun. Ditambah lagi kue tart yang super ueeeenak dibuka disana. Aku , teman - teman , om ewin serta usof menikmati semuanya.


Dan kami langsung mandi - mandi. Dinginnya minta ampun , gak tahan kami lama - lama berendam di dalam air. Berhubung kami semua doyan foto - foto , tempat ini cocok untuk mengexplorasikan diri untuk memasang segala pose - pose yang kami punya untuk di upload ke akun facebook.

Tapi ada yang luar biasa lagi. Disisi kiri dari air terjun dwi warna ada satu air terjun lagi dengan temperatur yang cukup hangat. Karena di air terjun dwi warna sangat dingin , maka kami beralih ke air terjun yang satunya.


dan tak lupa juga , disitu ada sebuah makam. Kata orang - orang disitu makam tersebut adalah makam penemu air terjun dwi warna / telaga biru ini. Masalah benar atau gak nya , kami kurang tahu jugalah. Kami pun gak mau tanya - tanya kali.

Waktu terus berjalan , badanpun uda capek. Kami bersiap untuk meninggalkan tempat tersebut. Dengan banyak jepretan foto yang uda kami ambil , saatnya pulang. Dan dengan pakaian yang basah , kami pun berjalan menuju posko , karena tempat ganti pakaiannya ada di sekitar posko.
Perjalanan yang ditempuh sama seperti kami pergi. 3 jam lama perjalanannya. Yang berbeda disini adalah pakaian basah yang menambah berat langkah kami serta beberapa kejadian lainnya seperti :

KETEMU SETAN !!!
Kenapa kami beranggapan kalau itu setan ???
Karena kami mencium bau tidak sedap di sepanjang perjalanan kami menuju posko. Lintasan yang kami lewati sunyi , gak seperti sewaktu kami pergi. Seram dan dingin. Ada bau seperti jamu yang baunya terus mengikuti kami sampai akhir perjalanan pulang. Dan aku pribadi melihat bayangan hitam melintas cepat di sampingku , seperti orang tapi aku yakin itu bukan orang.
Tapi aku berusaha tetap santai dan tenang. Terus berjalan , bercanda tawa dengan qiqi. Pada saat itu usof jauh di depan aku dan qiqi , begitu juga kelima teman - temanku termasuk om ewin masih jauh di belakang kami berdua. Terus tertawa untuk menutupi rasa takut.

Singkat cerita , kami pun sampai di posko. Yang kami lakukan selanjutnya adalah bersih - bersih , ganti pakaian serta istirahat sebentar meluruskan kaki. Semakin sore , kami pun pamit. Dan usof memberi sebuah nenas ke aku , katanya oleh - oleh. Dan TERIMA KASIH USOF , kau telah membuat catatan cerita baru dalam hidup kami. Sedih juga sech , soalnya kami seperti uda kenal lama , terlihat akrab.

Perjalanan ini tak akan pernah ku lupakan seumur hidupku. Banyak hal yang dapat di kaji dari perjalanan ini , termasuk ciptaan Allah Swt : AIR TERJUN DWI WARNA yang teramat dingin serta AIR TERJUN HANGAT yang berada di sisi sebelah kirinya. 

Akhir cerita kami pun naik ke mobil. Dan kami ucapkan.

TERIMA KASIH USOF



Dan akhirnya kamipun berangkat pulang.


" Keindahan itu adalah ciptaan ALLAH SWT , Dia berkuasa atas aku , mereka dan seisi alam ini "
 

see ya !!!

Raden Mas Pudtra









10 komentar: